Ayam goreng? Never fail…

Diantara beragam jenis masakan Indonesia, ayam goreng adalah favorit keluarga kami. Sehingga, kami selalu menyiapkan  ayam matang yang sudah diungkep (dibumbui) di dalam kulkas. Praktis dan gampang. Tinggal digoreng saat dibutuhkan, dan malas masak.

Begitu juga jika kami sedang bepergian ke berbagai daerah bersama keluarga, makanan ‘kompromi’ yang kami cari pasti ayam goreng, ketimbang masakan daerah lainnya.  Alasan sederhana, anak-anak sudah familier. Continue reading “Ayam goreng? Never fail…”

Jumlah pelanggan atau EBITDA?

Awal Oktober ini masyarakat telekomunikasi di Indonesia dikejutkan oleh sebuah berita dari sebuah blog review tentang telekomunikasi. Judulnya sangat menggelitik: Indonesias rangkings shift: XL falls to 4th.

Tulisan tersebut merujuk pada data yang dirilis oleh GSMA Intelligence. Yang kemudian dibahas dalam blog tersebut tentang posisi XL axiata yang tahun lalu masih di posisi 2, telah tergusur ke posisi no 4. Setelah sempat tersalip oleh Indosat, kemudian juga 3 merangsek ke posisi no 3. Dan itu terjadi karena dalam setahun terakhir XL kehilangan 17 juta pelanggannya (sayang tak disebut penurunan tersebut dari berapa ke berapa), sehingga pangsa pasarnya turun dari 20,6% menjadi 14%. Continue reading “Jumlah pelanggan atau EBITDA?”

XLers, 19 Years Bonds of Friendship

Tak terasa pada 8 Oktober tahun ini, XL telah 19 tahun melayani di industri telekomunikasi di Indonesia. Dari kantornya yang kecil di kawasan Pancamarga, Pejompongan, kemudian di Wisma GKBI, lalu ke Menara Rajawali, Grha XL dan kini juga berada di Menara Prima di kawasan Mega Kuningan.  Dari merek GSM-XL langsung kring, proXL, kemudian sempat ‘beranak’ Xplor, bebas dan jempol, kemudian kembali ke 1 brand: XL.

Undangan ke Cirebon
Ini dia undangan ke Cirebon yang dikirim Nurul

Continue reading “XLers, 19 Years Bonds of Friendship”

Ketika cinta abadi mengalahkan hasrat kekuasaan.

Pada 20 Juni, tiba-tiba saya di tag oleh @inggita banner sebuah pagelaran tari “Abathi”, pada 1 Juli 2015 di Candi Ratu Boko. Karena penasaran saya cari info di website mereka. Sinopsisnya cukup memikat, dimana pada hari itu akan ada “Star Betlehem” saat Yupiter dan Venus segaris dan memancarkan sinar yang terang, bertepatan dengan bulan purnama. Dan pada tanggal itu bertepatan dengan ulang tahun saya, akan menjadi momen berharga jika saya bisa merayakannya di sana. Reflek saya ingat Susi Ivvaty yang juga lahir 1 Juli, saya kontak dia, untuk bersama-sama nonton Abhati pada 1 Juli. Gayung pun bersambut. Continue reading “Ketika cinta abadi mengalahkan hasrat kekuasaan.”

#CeritaRamadhan Dalam Perbedaan

Ketika saya memutuskan menikah secara catatan sipil 26 tahun lalu, saya sadar bahwa saya harus menghadapi perbedaan ini (mungkin) sepanjang hidup saya. Suami saya (Yusro M Santoso) muslim, lahir dari keluarga Muhamadiyah, saya Kristen sejak lahir. Dan kami sepakat untuk tetap menganut keyakinan kami masing-masing. Egois? Mungkin sebagian orang akan mengatakan seperti itu. Tapi bagi kami soal memilih agama adalah hal pribadi. Continue reading “#CeritaRamadhan Dalam Perbedaan”

Tiga hari 2 malam jelajah kuliner Solo

Libur “kecepit” imlek enaknya kemana? Nama Solo tiba-tiba muncul setelah melihat beberapa promo event Solo yang cukup gencar di social media (Facebook dan twitter). Ide plesiran Solo ini disambut heboh ama teman-teman moms genk grup vokal Eklesia. “Kita pelayanan di gereja Solo sekaligus kulineran di sana yuk,” ujar salah satu mom bersemangat. Continue reading “Tiga hari 2 malam jelajah kuliner Solo”

13 hari yang menyenangkan (bagian 2)

Walau santai, tapi kami selalu berupaya tertib jadual. Sesuai rencana yang telah kami buat, Sabtu 26 Juli kami kembali ke Jogja. Kami meninggalkan Surabaya jam 10.00, berharap perjalanan masih lancar. Ternyata di H-2 ini sejumlah titik sudah mulai tersendat. Yang paling parah adalah di Nganjuk, dimana kami harus bersabar antri kemacetan selama 3 jam. Alhasil kami tiba di Jogja pun sudah jelang tengah malam lagi, jam 22.30 seperti waktu kami baru tiba dari Jakarta. Rupanya angka 22.30 itu berulang… Continue reading “13 hari yang menyenangkan (bagian 2)”

13 hari yang menyenangkan (bagian 1)

“Lebaran ini mudik yuk, pakai mobil,” ucap saya kepada suami sekitar pertengahan Juni lalu. Boleh juga, tapi mesti disiapin jauh hari, jawabnya. Betul juga, perjalanan kami ke Jateng dengan mobil terakhir adalah 7 tahun lalu. Lalu kami pun berhitung soal waktu dan sebagainya, menyesuaikan dengan jadual pekerjaan dan liburan anak-anak. Selain berhitung soal waktu, kamipun harus mendapatkan seseorang untuk menjaga rumah saat kami bepergian. Beruntung, om kami, bersedia menunggu rumah selama kami mudik. Continue reading “13 hari yang menyenangkan (bagian 1)”