Camino de Santiago, Berjalan Menelusuri Hati (bagian 4)

Hari ke 6 : O Pedrouzo – Santiago, Kamis 17 April 2025 19.2 km

Teman hidup saya selalu mengingatkan untuk minum 1 butir pil  asam mefenamet usai berjalan panjang. Hasilnya saya bisa tidur nyenyak, ketegangan kaki jauh berkurang dan bangun dengan tubuh lebih segar. Dan itulah yang saya lakukan setiap malam sepanjang hari-hari peziarahan. Dan memang untuk perziarahan ini, saya menyiapkan obat, vitamin dan aneka krim/semprotan untuk kaki yang lumayan komplit. Sehingga oleh kawan-kawan segrup saya dijuluki: ibu apotek.

emergency kit yang selalu ada di ransel
‘jampi jampi’ untuk kaki yang lelah

Camino de Santiago, Berjalan Menelusuri Hati (bagian 3)

Hari ke 3 : Palas de Rei ke Melide. Senin, 14 april 2025 (20 km)

Keindahan villa tempat kami menginap di desa Lodoso, Lugo, plus makanannya juga enak, bikin istirahat nyenyak, dan pagi bangun dengan tubuh lebih segar. Rute kami hari ke 3 ini lebih panjang, karena kami menginap di luar jalur Camino, sehingga pagi ini kami harus berjalan terlebih dulu ke Palas de Rei, untuk bergabung dengan jalur camino.

Camino de Santiago, Berjalan Menelusuri Hati (bagian 2)

Selama Camino

Kami mendarat di Madrid Kamis 10 April,  keesokan harinya kami ber 9 berangkat dari Madrid – sekitar 3,5 jam naik KA  ke arah barat – menuju Sarria. Hari Sabtu, 12 April 2022, kami  akan memulai peziarahan kami,  berjalan dari Sarria,  menuju  di Santiago de Compostela, sekitar 115 km.  Kota Sarria,  yang jalurnya lumayan rolling, saya langsung bisa memperkirakan, kira-kira akan seperti itulah jalan yang akan kami tempuh 6 hari ke depan.  Camino Frances ini ditempuh selama 6 hari, rata-rata  setiap hari,  kami berjalan 20 km. Semangat.

Camino de Santiago, Berjalan Menelusuri Hati (bagian 1)

Alam bersahabat, cerah, 9 April 2025, ketika  saya berada dalam penerbangan menuju Madrid dari Jakarta. Tak putus-putusnya saya bersyukur kepada Tuhan, “Puji Tuhan, akhirnya jadi juga saya menjalani peziarahan Camino de Santiago (selanjutnya disebut CdS).” Setelah bertahun-tahun sebelumnya memimpikannya, mendoakannya, agar suatu saat ini bisa terwujud.

Akhirnya kami tiba di Madrid…..

Camino de Santiago,  mulai saya tahu saat  membaca buku “Jalan Pulang” karya Maria Hartiningsih, sekitar  2019. Dan saya mulai memimpikan untuk pergi  ke sana, ketika berkenalan  dengan sang penulis dan banyak mendengar langsung tentang peziarahan ini, pada Februari 2020.

I’m Back…

“Anak hilang itu telah kembali,” komentar coach Valas ketika menemukan nama saya  bergabung ke wag JSJS bersama Valas. Yes, I’m back. Dan JSJS saya anggap sebagai  salah satu ‘jalan pulang’ setelah selama hampir 1 tahun pandemic dalam kegalauan.  Iya,  galau  menyesuaikan hidup yang mengalami banyak perubahan dan  galau harus menata ulang  prioritas-prioritas hidup di tengah situasi yang membingungkan dan mungkin juga tak sesuai harapan.   

I’m back and enjoy GBK

Special thanks to special persons

“Tuhan tidak akan memberimu sebuah keluarga jika tidak berpikir kamu membutuhkannya.”

Di hari yang spesial ini saya ingin bercerita sedikit tentang orang-orang istimewa yang hadir, mengantar dan menemani perjalanan hidup saya hingga di titik ini. Mereka yang turut membentuk dan mewarnai kehidupan saya, menjadikan seorang Ventura Elisawati (VE atau Lisa) menjadi seperti sekarang ini. Tuhan yang menghadirkan mereka dalam hidup saya, dan menjadi bagian journey saya di dunia.

Bapak, Ibu dan saya

5 Hal Mendasar dalam Pernikahan.

Sabtu, 5 Desember, 2020. Seperti biasa, saat  cuaca bagus, akhir pekan adalah  jadual kami lari pagi di kawasan Bintaro. Dari rumah, parkir mobil di pasmod Bintaro, lalu kami lari ke arah Graha Raya, melewati Kebayoran Village, Emerald. Kami mulai menyukai rute  ini, bolak balik bisa 10 km, jalur untuk larinya lumayan, walau yang melintas di situ  cukup beragam.

Hari ini, kami berdua start dari pasmod jam 6.45, lari santai (memang biasanya begitu), menyusuri trek jogging yang tersedia. Banyak pegowes melintas, baik yang komunitas maupun rombongan keluarga. Udara sejuk agak mendung, membuat ritme lari menjadi lebih enak. Saya nyaris hafal landmark yang kami lewati: BCA, Kebayoran Village, melewati fly over, Fresh Market Emerald,  Gramedia, setelah KFC kemudian kawasan kosong, sampai  di seberang  Burger King kami berhenti. Rehat beberapa menit, sebelum balik menuju pasmod.  

Waktu Tuhan. Kapan?

Kapan sih pandemi covid-19 ini berakhir?  Kira-kira itulah pertanyaan yang sering dilontarkan banyak orang di dunia, tak terkecuali saya. Ketika saya bertanya ke anak-anak saya, apa hal yang paling dia inginkan saat ini, yang kecil menjawab: ingin bisa  beraktifitas secara leluasa di luar rumah. Sang kakak  sudah rindu  ke sekolah,  bertemu teman-temannya,  juga ingin bisa kembali membantu sebagai  relawan di klinik Lentera. Kita pun tentu juga  memiliki ‘wish list’  yang ingin dilakukan saat  pandemic berakhir..

Berkreasi, menggunakan talenta dari Tuhan

Menyempitnya Ruang Kemanusiaan

Menjadi moderator untuk sebuah diskusi buku kemanusiaan? Ah, tentu saja saya tidak  bisa menolak permintaan ini  dengan 2 alasan: topik dan penulisnya. Topik kemanusiaan adalah salah satu bidang yang saya minati. Penulisnya, mas Trihadi Saptoadi – atau sering disapa dengan Didit – adalah teman sekampung (di desa Pare, Kediri), kakak kelas ketika SMPN Pare, sesama jemaat GKI Pamulang, dan dia juga sahabat diskusi saya (tepatnya tempat saya banyak bertanya)  untuk banyak hal.

Continue reading “Menyempitnya Ruang Kemanusiaan”

Peduli Lingkungan

Bacaan: Ulangan 23:12-13

Suatu pagi, seorang tetangga mengeluh di whatsapp group, tentang hewan peliharaan warga komplek  (bukan satwa liar).  Setiap pagi atau sore, acapkali terlihat seorang bapak, atau  ibu membawa  jalan-jalan anjingnya. Biasanya ritual ini untuk memberi kesempatan pada hewan peliharaan tersebut buang kotoran.  Dan sudah pasti di sembarang tempat: dimana anjing itu suka dan berhenti, bisa di jalanan, bisa di depan rumah orang.  Setelah selesai buang kotoran, lalu berlalu begitu saja. Tentu saja  tindakan ini mengganggu lingkungan komplek, terutama lokasi terdampak. Continue reading “Peduli Lingkungan”