5 Hal Mendasar dalam Pernikahan.

Sabtu, 5 Desember, 2020. Seperti biasa, saat  cuaca bagus, akhir pekan adalah  jadual kami lari pagi di kawasan Bintaro. Dari rumah, parkir mobil di pasmod Bintaro, lalu kami lari ke arah Graha Raya, melewati Kebayoran Village, Emerald. Kami mulai menyukai rute  ini, bolak balik bisa 10 km, jalur untuk larinya lumayan, walau yang melintas di situ  cukup beragam.

Hari ini, kami berdua start dari pasmod jam 6.45, lari santai (memang biasanya begitu), menyusuri trek jogging yang tersedia. Banyak pegowes melintas, baik yang komunitas maupun rombongan keluarga. Udara sejuk agak mendung, membuat ritme lari menjadi lebih enak. Saya nyaris hafal landmark yang kami lewati: BCA, Kebayoran Village, melewati fly over, Fresh Market Emerald,  Gramedia, setelah KFC kemudian kawasan kosong, sampai  di seberang  Burger King kami berhenti. Rehat beberapa menit, sebelum balik menuju pasmod.  

Kembali melewati jalur yang sama, lho, setelah melewati gerbang Kebayoran Village, di ruko sebelah kanan, saya lihat toko Soes Surgawi dan tertulis open. Naluri seorang ibu yang kemudian  mengajak  mampir, sementara  suami sudah lari di depan.  Sudah agak lama saya penasaran dengan kues soes ini, namun belum berkesempatan mencicipinya. Gercep (gerak cepat), saya pesan 10, tapi mbak kasir merayu: 12 sekalian aja bu, biar pas kotaknya. Kue soesnya lumayan montok, jadilah 2 box soes dalam 1 goody bag warna biru muda. Eh ternyata kok  berat juga.

Alhasil sisa jarak 1,5 km menuju ke parkiran pasmod  saya  terpaksa  jalan kaki saja sambil menenteng tas soes. Tapi, baru sekitar 300 meter,  tali tas nya copot, dan tak  mungkin dicantolin lagi. Mau balik ke tokonya malas. Jadilah:  dari nenteng, berganti jadi menggendong tas soes. Apa boleh buat, ini resiko sebuah keputusan spontan.

Sembari jalan, membopong tas soes, saya sempat berefleksi. Pagi ini, kala  berlari sudah lumayan jauh, semua baik-baik saja, tiba-tiba ada insiden, tali tas lepas dan saya terpaksa harus menggendong bawaan tersebut. Dan butuh tangan yang kuat & energi yang cukup untuk membawanya sampai di tujuan.   Situasi ini seperti sebuah pernikahan. Di awal pernikahan, kita tentu berharap semuanya akan  happy forever dan happy ending. Tapi pernikahan adalah sebuah perjalanan panjang, yang kita tidak tahu apa yang bakal terjadi di dalamnya.

Ada banyak insiden (besar atau kecil) di dalam perjalanan sebuah pernikahan. Jika itu tidak dikelola dengan hati-hati bisa saja harus berakhir dengan: cukup sampai di sini saja.  Bagaimana kita bisa sampai di garis finish dengan aman dan bahagia, itu juga jadi pertanyaan saya. Setidaknya dari pengalaman 32 tahun berjalan bersama:  berbekal  beragam perbedaan termasuk yang paling fundamental (beda keyakinan), melewati suka dan duka, menikmati  pertengkaran-pertengkaran konyol seperti ketika ia mengoreksi cara saya goreng kerupuk. Hiks.

Menurut saya, sebuah pernikahan, persatuan  2 orang mahluk Tuhan, memerlukan beberapa hal penting sebagai fondasi :

  1. Kesehatan fisik dan mental.
  2. Respek dan komitmen
  3. Keterbukaan (termasuk soal keuangan).
  4. Cinta kasih
  5. Saling mendoakan.

Hari ini, tepat 32 tahun kami menikah. Sebuah pernikahan ala coboy kata om Sudibyo Markus. Hingga saat ini, kami juga masih terus berupaya mewujudkan 5 hal penting tersebut di atas. Puji Tuhan, makin ke sini, perbedaan mendasar kami (keyakinan) justru menjadi penyangga dalam merawat kebersamaan kami, apalagi di masa pandemi ini. Kami saling mengingatkan untuk menjalankan ibadah, dan kami juga saling mendoakan dengan cara kami masing-masing.

Dan sepotong puisi Khalil Gibran, menjadi salah satu inspirasi kami: “Berpasangan engkau telah diciptakan, dan selamanya engkau akan berpasangan, bersamalah engkau tatkala sang maut merenggut umurmu, bahkan bersama pula kalian dalam ingatan sunyi Tuhan. Namun biarkan ada ruang antara kebersamaan itu, tempat angin surga menari-nari di antaramu,”   

Sepatu Mangap di Trailrun Tahura 2020

Sepatu khusus  trekking ini saya beli pada Oktober 2015, sebulan sebelum saya berpetualang ke gunung Ijen Banyuwangi. Setelah itu hanya dipakai sesekali  (ke Waerebo, dan beberapa kali trekking ke daerah Sentul). Dan pengabdiannya harus berakhir setelah mengantarkan saya menuntaskan rute 10 km (di jam saya sih 11 km) Trailrun Tahura 2020 pada hari Minggu 19 […]

Road to BoMar 2019 (1)

Setelah setahun lebih absen dari kegiatan lelarian, jelang penghujung 2019, saya memberanikan diri ikut race lagi. Tak tanggung-tanggung: Borobudur Marathon 2019, yang jadualnya 17 November 2019. Race yang kata banyak orang, tantangan nya lumayan berat, karena banyak tanjakannya. Iya ceritanya di tahun 2019  saya membebaskan diri dari segala bentuk race. Banyak sih alasannya. Awalnya karena […]

Road Trip Ke Lampung Tengah Di Jaman Now

Ke Lampung naik mobil yuk…. Jika ajakan ini dilontarkan sekian tahun lalu, jawaban saya pasti:  ogah, emoh, nggak mau. Tapi hari-hari ini jika ada ajakan yang sama, jawabnya sudah tentu: ayuklah, siapa takut. Dan pada akhirnya, bermobil  ke Lampung Tengah sudah berlangsung dengan sukses pada 5-7 Juli  lalu, saat menghadari acara pernikahan keponakan di kawasan […]

Sebuah Perjalanan Menjaga Kebhinekaan (1)

Satu hari  di akhir Oktober, bu Rain, guru agama Kristen Sekolah Madania  ‘merayu’ saya via whatsapp. Ini sebenarnya rayuan yang ke sekian kali, dalam beberapa tahun terakhir ini,  biasanya gagal.  “Bu, kalau bisa parents ada perform di perayaan Natal sekolah,” pintanya. “Sekali kali nih….lanjutnya. Belum juga saya iyakan, permintaan berlanjut, “atau ibu menari saja? Ibu […]

Sebuah Perjalanan Menjaga Kebhinekaan (2)

Paduan Suara ini adalah kombinasi kerinduan kami untuk silaturahmi antar ortu murid, semangat untuk menjaga nilai-nilai keberagaman yang ada di sekolah –  suka tidak suka juga ikut terpolarisasi  oleh efek Pilkada DKI dan membuat kami risau —  dan  wujud cinta kepada keaneka ragaman budaya Indonesia. Semua itu seperti energi luar biasa yang memompa semangat kami […]

Singapore Marathon untuk 29 tahun kebersamaan.

Marathon untuk merayakan ulang tahun pernikahan? Kenapa tidak……!  Dekat-dekat bulan Desember, biasanya saya mulai mikir: enaknya ngapain ya yang asyik pas wedding anniversary kami?  Pikiran ini biasanya terkait beberapa hal: Ide/inisiatif, kemana dan berapa lama (karena harus cuti) dan berapa kira-kira biayanya?

Semalam di Artotel Sanur

Cinta pada pandangan  pertama.  Barangkali itu istilah yang tepat untuk menggambarkan  ‘hubungan’ saya dengan Artotel.  Beberapa tahun lalu, seorang teman saya semasa SMA di Surabaya, yg kebetulan arsitek, info begini:  “Ada hotel butik baru di Surabaya, kayaknya kamu pasti suka nginep di hotel model seperti itu.”  Saya pun cari di mbah Google tentang artotel, dan […]