Kartini dan Selamatkan Ibu

Kemarin baru saja kita memperingati hari Kartini yang jatuh tepat 21 April. Hari itu, linimasa twitter Indonesia diwarnai dengan percakapan seputar Kartini. Tweeps memberikan contoh-contoh sosok Kartini masa kini, sesuuai persepsi masing-masing. Kata kunci Hari Kartini, sendiri sempat menjadi trending topic dalam statistik Salingsilang.com sehari sebelumnya pada 20 April 2012.

Percakapan di linimasa tentang Kartini
Percakapan di linimasa tentang Kartini

Tahun lalu, di halaman yang sama melalui tulisan ini  http://vlisa.com/2011/05/01/bayangkan-kalau-kartini-ngetwit/ saya sempat memaparkan bagaimana situasinya jika Kartini hidup di era social media. Pasti curahan isi hatinya sudah begitu cepat menyebar di seluruh dunia, dan bahkan menjadi trending topic.

Kalau kita ingat, kematian Kartini kala itu terjadi kalau ia melahirkan putra pertamanya. Dan kasus itu masih terjadi hingga kini.  Angka Kematian Ibu (AKI) Indonesia masih merupakan yang tertinggi di Asia. Pada  2007 terdapat 228 kematian akibat komplikasi persalinan setiap 100.000 kelahiran hidup di Indonesia. Artinya, diperkirakan seorang ibu dalam wilayah nusantara meninggal dunia setiap 30 menit.  Dengan catatan seperti ini, kita tertinggal jauh dari negara-negara lain yang saat ini sudah mencapai angka 2 digit, seperti  Singapura  AKI-nya sebesar 6 kematian setiap 100.000 kelahiran hidup. Seperti dikutip di sini

Namun demikian, pelbagai upaya untuk mengurangi AKI dilakukan pelbagai pihak, baik pemerintah, swasta maupun sejumlah inisitif masyarakat.  Longok inisitif @selamatkanibu, Nutrisi Untuk bangsa dan tentunya masih banyak lagi. Semua itu diharapkan bisa membantu pencapaikan target MDGs dimana  angka kematian  menjadi  107/100.000  pada 2015.

Kembali ke kisah Kartini dan penyebab kematiannya. Tentu saja, jika Kartini hidup di era sekarang, bisa jadi Kartini akan menyimak berbagai tips di linimasa dari para penggiat selamatkan Ibu. Sejak awal mungkin dia akan menyadari bahwa semua ibu berpotensi mengalami kematian karena kehamilan dan melahirkan. Dan tentu saja akan berusaha menjauhi resiko tersebut.

Kartini, peduli pada kesetaraan hak kaum hawa untuk pendidikan pada saat itu. Tapi saat itu mungkin belum muncul gerakan sosial masyarakat untuk peduli pada keselamatan Ibu melahirkan. AKI sangat mungkin untuk ditekan, bila semakin banyak masyarakat yang ikut gerakan sosial selamatkan ibu.

Spirit Kartini peduli pada kesetaraan pendidikan kaum perempuan, bisa menjadi inspirasi bagi siapa saja untuk ikut peduli menekan AKI, agar ke depan semakin sedikit korban seperti yang dialami Ibu Kartini.

Leave A Reply

* All fields are required