PENTING! sebelum masuk social media.

Melanjutkan bahasan sebelumnya, bahwa setiap kegiatan komunikasi, memerlukan strategi dan  taktik yang pas, sesuai situasi bisnis yang dihadapi perusahaan. Pastinya, strategi ini  diperlukan untuk membantu perusahaan mencapai sasaran bisnisnya. Di tahap awal, ukuran keberhasilan dan sasaran  kegiatan komunikasi melalui social media  memang belum bisa disamakan dengan media komunikasi tradisional, seperti TV, Koran, radio, dan lainnya.  Tapi, secara terintegrasi perusahaan bisa mengaitkan kegiatan social media ini dengan strategi bisnisnya.

Ada  komponen dasar — seperti dipaparkan dalam buku SocialCorp —  yang  perlu dipahami terlebih dahulu,  agar program social media yang dilakukan perusahaan dapat berhasil sesuai sasaran.

1. Social media platform : menentukan audience yang tepat, pesan yang akan disampaikan, spokesperson yang sesuai.

2. Social network strategy : Melakukan evaluasi terhadap social media yang ada, seperti Twitter, Facebook, MySpace, dan lainnya, sebagai ‘kendaraan’ yang dipilih perusahaan.

3. Cross-functional implementation : Membuat  framework dan proses untuk memastikan bahwa semua fungsi yang relevan di perusahaan  berpartisipasi dalam pembuatan, pelaksanaan dan pengelolaan jangka panjang inisiatif kegiatan social media.

4. Tools review : Analisa dan pilih social media tools yang sesuai dengan sasaran perusahaan dan bisa diintegrasikan dengan situasi-kondisi sistem teknologi informasi  di dalam perusahaan.

5. Editorial/content strategy  :  pesan-pesan yang ringan namun secara tepat mampu menerjemahkan pesan perusahaan/ pemasaran.

6. Training : Melakukan pelatihan untuk  semua level di dalam organisasi, mengenai  strategi media social, filosofi, dan etika serta pemanfaatan social media itu sendiri.

7. Policies : Menyiapkan   kode etik pemanfaatan  media sosial yang sesuai  dengan kebijakan perusahaan. Ini  untuk mengurangi risiko, serta untuk  memastikan kepatuhan para pelaku social media. Ini penting, karena pada dasarnya setiap individu di dalam perusahaan bisa membuat akun dan melakukan kegiatan social media.

8. Social media analysis : Menyimak  kegiatan social media yang dilakukan pesaing, influencers (seperti blogger, dan lainnya) juga rekanan bisnis perusahaan.

9. Social media council : Menyiapkan  in-house team yang secara khusus bertugas untuk me-review, merekomendasi dan mengawasi pelaksanaan  kebijakan  program social media.

10. Measurement : Menyiapkan metode untuk  mengevaluasi inisiatif kegiatan social media secara regular.

Yang pasti, strategi social media sebenarnya tidaklah kompleks. Hanya, karena ini relatif masih baru, jadi  memerlukan transformasi  dari pemikiran tradisional, kreatifitas khusus,  pemahaman tentang tools-nya sendiri,  serta etika dalam menjalaninya. Dan tentunya, perlu menyeimbangkan antara nilai-nilai ’murni’  social media – yang cenderung bebas dan tak terkontrol – dengan kebutuhan dan tujuan perusahaan yang mesti dikendalikan.

Leave A Reply

* All fields are required