September Ceria, seperti judul lagi Vina Panduwinata. Begitulah cerita koe di bulan yang lalu. Tanpa maksud mengecilkan keceriaan bulan-bulan sebelumnya, akoe memang merasa bulan ini memberi kesempatan untuk menikmati kegembiraan sepanjang bulan.
Di awal bulan, dibuka dengan acara ‘reuni’ bersama kawan-kawan sekelas PeDua SMA 6 Surabaya. Acara yg digagas spontan via BBM group ini ternyata berjalan mulus. Ada kecerian dalam pertemuan dengan kawan-kawan yg sudah terpisah hampir tiga puluh tahun. Ternyata kami, masih konyol dan urakan, dan pastinya serasa kembali ke masa SMA.
Pada akhir pekan minggu pertama, akoe bisa nonton pertunjukan budaya ‘matah ati’ di solo. Ini memang sudah direncanakan jauh-jauh hari, menyaksikan pertunjukan tari kolosal di tempat terbuka, di kota kelahiran ibukoe. Sebelumnya akoe memang sudah nonton pagelaran tersebut di Jakarta. Namun, gelaran di Solo, yang katanya, akan melibatkan 250 penari ini pasti istimewa, dan sudah tentu akoe ingin menontonnya langsung.
Bersama @ray_nia, kami pesan tiket pertunjukan, hotel dan pesawat bahkan sejak dua bulan sebelumnya. Dan memang tidak mengecewakan. Matah Ati di Solo, great performance, awesome!!!. Tontonan budaya berkualitas, sambil kulineran dan bertemu kawan-kawan dari Jakarta yang tumpek bleg di Solo, memang menyenangkan. Plus sempat nyekar makam ibu. It’s prefect weekend.
Kecerian masih berlanjut. Pertengahan September, 15 September akoe dan suami, juga @raravebles, bersama-sama generasi 80an nonton konser Indonesia 80 di gedung tennis indoor Senayan. Yang wow, konsernya berlangsung selama 5 jam, dan ada 15 penampil (grup band dan penyanyi solo). Selama berjam-jam kami seperti karaoke massal melafalkan hampir semua lagu, yg kebanyakan ingat liriknya tapi lupa judulnya, plus ajojjing ala 80an. Tak terasa jam 01.00 kami baru meninggalkan gedung konser, dan itupun masih menyisakan 2 grup yang belum tampil. Lelah sih belum, tapi suamikoe sudah ngantuk berat, takut ga sanggup nyetir mobil.
Hari Minggunya, akoe (masih bersama suami) menghadiri acara reuni eks grup Grafiti Pers. Yaitu mereka yang pernah bekerja di majalah Tempo, SWA, Matra, Zaman. Reuni yang dihadiri hampir 100 orang dan bertempat di rumah dinas Menteri BUMN, Dahlan Iskan ini lumayan gayeng. Akoe bahkan tak sempat mencicipi makan siang yang disediakan. Karena lebih asyik ngerumpi sana sini, sambil nyanyi-nyanyi ersama kawan-kawan lama.
Pada akhir pekan minggu ketiga, bersama beberapa kawan, akoe nonton Night Race Formula 1 di Singapore. Boleh dibilang akoe pengunjung setia Night Race di negara singa, karena sejak race pertama tahun 2008, akoe tiga kali nonton. Rasanya asyik aja bisa melihat race dari dekat, dan di malam hari. Apalagi F1 Singapore juga diwarnai dengan konser artis-artis dunia. Tahun ini ada maroon 5 dan Katy Perry. Dan penampilan Adam Levine Sabtu malam itu memang keren sekali. Sayang sekali, pembalap favoritkoe, Lewis Hamilton dari McLarren harus out pada lap 23 karena gearbox mobilnya bermasalah.
Akhir pekan terakhir di bulan September kugunakan untuk ‘remedial’ SIM A. Ya, awal bulan lalu, akoe mengurus perpanjangan SIM yang sudah sempat ‘mati’ lebih dari setahun. Sesuai aturan, akoe harus ke Daan Mogot dan mengikuti proses seperti saat mengambil SIM baru. Sialnya, ternyata soal ujian tertulisnya cukup susah. Akoe gagal test tertulis dan harus mengulang. Thanks God, remedialnya mulus, yeaaa hari itu akoe mendapatkan kembali SIM A.
September bulan penuh kecerian telah berlalu. Dan semoga hari-hari di bulan Oktober dan bulan-bulan selanjutnya Tuhan senantiasi memberi kecerian dan kebaikan yang sama, bahkan lebih baik. Amin.