Komunitas, konsumen di era digital

Komunitas kini jadi tren dan hadir dalam beragam bentuk. Ini seakan menjawab kebutuhan masyarakat modern untuk saling bersosialisasi.

Sejatinya komunitas sudah hadir sejak manusia ada di dunia. Karena, hakikatnya, rasa  kebersamaan itu memang sudah ada di dalam diri manusia. Hanya mungkin dulu bentuk dan presentasinya berbeda. kala itu berbentuk paguyuban, baik yang sifatnya urusan pekerjaan, kesamaan hobi atau ketertarikan, atau kesamaaan profesi.

Komunitas sepeda lipat
Komunitas sepeda lipat

Kini, kemajuan teknologi makin memudahkan masyarakat untuk menjalin kebersamaan. Tak heran jika kini bermunculan pelbagai komunitas di dunia maya. Mereka yang memanfaatkan internet untuk menjalin komunikasi dalam sebuah wadah. Ada komunitas pencinta mobil, motor, pencinta makanan, penggemar fotografi, kolektor mainan, pecinta sepeda dari sepeda tua sampai sepeda lipat, atau mereka yang bersepeda ke kantor, komunitas Blackberry, pecinta tanaman,  komunitas rombongan kereta, komunitas blogger pelbagai daerah,  komunitas orang tua murid sekolah berwawasan internasional, masih banyak lagi. Jumlahnya mungkin sudah puluhan, bahkan ratusan.

Yang pasti, selain berkomunikasi di dunia maya, mereka juga secara rutin melakukan kopi darat. Mereka bertemu, berdiskusi, tak jarang berwisata bersama. Pokoknya selalu ada kegiatan yg dilakukan untuk melengkapi keakraban yang sudah mereka jalin di dunia maya. Warna kegiatan offline mereka beragam, bisa touring, atau bikin diskusi, atau yang paling sering adalah berwisata kuliner.

Yang pasti, di tengah makin sempitnya waktu untuk bersosialisasi secara konvensional – karena keterbatasan waktu masyarakat metropolitan – mencemplungkan diri ke komunitas menjadi salah satu cara untuk tetap bisa bersosialisasi. Orang tinggal memilih mau komunitas apa saja, yang sesuai dengan hasratnya dan keinginannya.

Biasanya ikatan perkawanan di dalam sebuah komunitas cukuplah erat. Melalui milis yang tersedia, mereka tak cuma diskusi tentang produk – jika itu milis tentang produk – tapi juga kabar tentang si X si Y, siapa yang sakit atau mendapat kebahagian.

kopi darat sambil berwisata
kopi darat sambil berwisata

Tak sedikit para  anggota menanyakan referensi sebuah produk atau merek, ketika mereka akan membeli sebuah produk atau layanan. Dan biasanya informasi viral yang didapat melalui forum semacam ini lebih dipercaya ketimbang sumber lainnya. Ya words of mouth yang luar biasa. Maklum, biasanya jika ada seorang anggota memakai sebuah produk merek baru, maka tak lama lagi biasanya yang lain pasti terpengaruh.  Atau sebaliknya, ketika sebuah layanan dianggap mengecewakan, pastilah info tersebut akan jadi referensi negatif bagi anggota komunitas.

Ya, dalam era digital ini, banyak produsen mulai melirik  komunitas ini, sebagai sebuah potensi pasar yang luar biasa. Ibaratnya sekali tepuk, produsen akan mampu menggaet tak cuma satu, tapi puluhan, ratusan, bahkan ribuan. Dan biaya akuisisinya, pasti juga mestinya tak semahal seperti menggarap mass market.

Mengantisipasi krisis yang tengah melanda belahan dunia lain – dan mungkin segera ke mari –  efisiensi biaya akan menjadi jurus belbagai perusahaan untuk menggarap marketingnya. Mulai melirik, mempelajari dan memahami komunitas adalah pilihan yang bisa jadi benar.

Kuncinya, adalah memahami karakter komunitas yang dituju, memahami mind-nya tapi sekaligus mendapatkan heart-nya. Karenanya, melihat dan mengamati saja tak cukup. Perusahaan mesti mampu merasakan dan  memahami.  Memahami kenapa mereka berinteraksi, kapan mereka bersosialisasi, apa yang mereka butuhkan saat berkomunikasi. Ya, dengan menemukan moment of truth dari komunitas yang disasar, ibaratnya, sebuah produk menemukan “pintu” masuk ke komunitas tersebut. Sehingga ketika sebuah produsen berniat menggarap komunitas tertentu, ia tak akan salah langkah. Bahkan, jika perusahaan berhasil memahami karakter suatu komunitas, ia tentu akan mampu membuat komunitas tersebut loyal kepadanya.

Karenanya adalah sangat penting, ketika sebuah perusahaan berniat menggarap komunitas sebagai target pasar, ia mesti menjadi bagian dari komunitas tersebut. Dengan begitu ia bisa memotret sedetil mungkin profil target pasarnya.  Siapkah Anda?

1 Response

  1. 12 December 2008 at 4:01 pm

    komunitas udah subur sejak ada yahoogroups, baru sekarang mau digarap ?hehehe

* All fields are required