Pilih nyentuh atau mencet?

pilih mana?

Indah tapi ribet. Begitu komentar sejumlah kawan pemuja gadget tentang iPhone yang dikabarkan akan melakukan global launch pada 11 Juli mendatang.

Gegap gempitan kehadiran iPhone memang sudah ramai dibicarakan sebelum barangnya resmi dipasarkan di sini. Rencana peluncuran handphone buatan Apple — yang diposisikan sebagai ponsel 3G — memang menciptakan hype. Itulah strategi yang sengaja dipersiapkan Apple untuk membangun rasa penasaran calon penggunanya.

Mereka bahkan membuat program kompetisi antre terlama untuk sebuah produk baru, dan membuat website khusus untuk itu, yaitu Forapples.

Sejak 4 Juli, sejumlah orang berbondong-bondong ngantre di depan toko Apple di AS dan sejumlah negara lainnya, bahkan ada yang bawa tenda. Kesan yang dibangun: “iPhone sebagai produk yang ditunggu-tunggu” dan berhasil.

Di benua lain, Australia, kemeriahan iPhone menjadi magnet luar biasa bagi operator seluler di sana. Para operator berlomba menggandeng iPhone, tak cuma untuk meraih pelanggan tapi juga gengsi. Setelah Vodafone dan Optus mengumumkan akan meluncurkan iPhone, Telstra terus mengekor.

Hanya 3 Australia yang tidak menjalin kemitraan dengan iPhone. Bisa jadi karena, iPhone memang lebih suka bergandengan dengan operator yang memiliki jumlah pelanggan besar. Sedang jumlah pelanggan 3 di negara kangguru hanya 7%. Yang pasti, “kegagalan” itu memunculkan anggapan bahwa 3 Australia kelihatan kalah bersaing karena gagal meminang iPhone.

Di Indonesia, kabarnya iPhone bakal menggandeng sejumlah operator besar saat peluncurannya. Walau belum dijual resmi, pengguna iPhone sudah ada di sini. Smartphone yang diposisikan sebagai pesaing Blackberry ini mulai dipakai penggemar gadget di Indonesia sejak awal 2008. Karena memang belum resmi banyak di antara iPhone yang beredar merupakan hasil cracking agar bisa dipasangi kartu SIM operator lokal.

Hanya sayangnya, beberapa dari mereka tak tahan lama memakai iPhone. “Umumnya mereka cepat insyaf,” ujar seorang wartawan TI senior di sebuah mainstream media. Tampilan iPhone memang indah, namun sistem sentuhnya justru yang membuatnya menjadi ribet.

Menilik brosur elektronik yang saya terima, kepintaran iPhone untuk sambungan internet, seperti kalender, email, browsing dan sebagainya tak jauh berbeda dengan smart phone keluaran terbaru. Dibanding BlackBerry, ya … plus minus mungkin sama.

Yang berbeda adalah di harga. Kabarnya iPhone akan dijual murah di sini. Seharga ponsel buatan Cina yang belum 3G, sekitar Rp 2 juta. Selain itu, iPhone sudah 3G, yang punya fitur iPod dan iTunes.

Jadi, dengan nama besar Apple, hype yang sudah diciptakan, 3G, bentuk yang indah, fitur yang lengkap plus harga menarik, banyak pihak yang mengira iPhone akan diminati publik di sini.

Hanya saja perlu diingat Apple sebenarnya sudah melakukan koreksi harga sejak beberapa waktu yang lalu. MacBook misalnya harganya sebanding dengan dengan notebook merek-merek menengah. Sistem operasinya pun bisa memakai Windows yang sudah akrab dengan pengguna komputer di sini. Namun MacBook tak begitu melejit.

Ada hal yang mungkin lupa atau memang tidak dianggap penting bagi Apple, yaitu kebiasaan menggunakan Windows, yang sulit diubah. Short cut pada Mac boleh jadi lebih hebat ketimbang yang dimiliki Windows, tapi menghafalkannya ternyata bukan sesuatu yang gampang dan menyenangkan bagi orang yang sudah terbiasa memakai PC.

Hal serupa bisa juga terjadi pada iPhone. Mengubah kebiasaan masyarakat pengguna ponsel yang selama ini terbiasa pakai keypad dengan “menekan” untuk berpindah dan membiasakan diri dengan “menyentuh” layar, sungguh bukan sesuatu yang mudah.

“Beda lagi, menekan dan menyentuh,” ungkap seorang kawan yang sudah kecanduan Blackberry. “Kalau menekan efeknya sampai otak, sementara kalau menyentuh nggak kerasa pakai hand phone. Nggak ada chemistry-nya,” tambahnya.

Soal menekan dan menyentuh kelihatannya memang masalah sepele. Tapi hal yang sepele itulah yang akan ikut menentukan kesuksesan iPhone di sini.

Itulah sebabnya ada beberapa pihak mengkhawatirkan gebyar iPhone hanya euphoria sesaat. “Paling-paling hanya akan bertahan 3- 6 bulan, sampai penggunanya pada insyaf,” begitu kata seorang teman.

Bagaimana menurut Anda?

6 Responses

  1. 10 July 2008 at 12:54 pm

    Kalangan user yang cepat belajar, terutama anak-anak muda dan eksekutif muda, dugaan saya, akan menyukai iPhone. Apalagi, sentuh-menyentuh bukan hal baru karena mereka juga sudah biasa pakai iPod yang berbasis sentuhan.
    Tentu saja, bagi pengguna BB yang masih suka pencet, dan ogah belajar nyentuh, tetap akan pakai BB. Mereka akan pindah ke sentuh bila ada killer application yang hanya jalan di iPhone dan tidak bisa jalan di BB

  2. 10 July 2008 at 10:03 pm

    2jt tp plus pemakaian minimum sekian sekian…? kalo pake bundle gt g rasa operator ga berani dhe, rugi bok… da disubsidi murah dgn harapan pemakaian pulsa besar, eh di unlock, apa seh yg gak mampu dibajak n diunlock di ITC ROXY MAS hehehe…

  3. 14 July 2008 at 1:58 pm

    dari awal kan selalu ada 2 macam pilihan…iPhone atau Blackberry, jadi jawabannya ada 2 macam;
    1. tergantung operator mana yang mau subsidi silang buat pelanggan nya dengan paket harga yang kompetitif mengingat opeartor lagi seneng bunuh-bunuhan
    2. targantung pemakaian dan ‘dompet’ masing-masing… lah iPhone dan Blackberry termasuk kategory ‘high-end’ handset so kalau yang memakai ‘gaptek’ dan operator yg ada ‘gagap’ yah percuma punya benda canggih seperti itu…

    tp saya seneng tuh meraba-raba…jadi personal touch yah goes to iPhone (hehehe) btw…nice review Ve!!

  4. 18 July 2008 at 4:21 pm

    Masih setia dengan sentuh2 w950i ^^

  5. 21 July 2008 at 11:25 pm

    kalu buat saya si sensasi touch jelas lebih menarik

  6. 26 July 2008 at 10:58 pm

    mbak,
    kalo beneran dua jutaan, kayaknya bakalan laku deh…
    tampilannya itu lho, indah banget!

Leave A Reply

* All fields are required