“Perusahaan publik harus hati-hati dalam mengeluarkan pernyataan yang bersifat forward looking statement,” begitu ujar seorang analis pasar modal. Analis ini kerap menengarai sejumlah eksekutif perusahaan publik begitu gampang membuat pernyataan yang bersifat rencana kinerja. Padahal, ”Statemen itu bisa disebut “janji” yang akan ditagih oleh pemegang saham publik,” imbuhnya.
Salah satu hal mendasar yang harus diubah ketika sebuah perusahaan berubah status dari perusahaan tertutup menjadi perusahaan terbuka, adalah aspek komunikasi ke publik. Karenanya para eksekutifnya (yang mewakili perusahaan) tak lagi bisa ceplas ceplos dalam mengeluarkan pernyataan. Agar nantinya, perusahaan tidak “dituntut” atas janji yang kemudian tak bisa ditepatinya.
Dalam publikasi soal bisnis, kinerja perusahaan (juga yang masih rencana) termasuk informasi klas A, yang kerap ditanyakan wartawan. Informasi bisa berupa target penjualan, keuntungan, nilai transaksi, jumlah pelanggan, dan lainnya. Karenanya, walau harus hati-hati, perusahaan publik tetap harus menjaga transparansi dan memelihara citranya melalui publikasi positif
Jika kita cermati, pernyataan tentang rencana kinerja (terutama prediksi pendapatan dan keuntungan) sejumlah perusahaan publik lebih sering dilakukan para analis pasar modal. Ini memberikan kesan lebih netral. Substansi informasinya mungkin saja sama dengan yang disampaikan eksekutif perusahaan tersebut secara langsung. Namun, paparan yang diberikan pihak analis akan dinilai lebih obyektif.
Yang pasti, sebuah perusahaan publik mesti pandai ”memainkan” informasi yang dirilis ke publik. Apalagi jika perusahaan tersebut berada di industri yang ketat persaingannya seperti perbankan, properti, telekomunikasi selular. Karena, jika terlalu sering memberikan ”forward looking statement”, maka aspek ”surprising the market” akan hilang.
Irama informasi harus diatur: kapan sebuah pernyataan perlu dirilis langsung perusahaan, dan kapan itu harus melalui “pintu” info sang analis. Karenanya, bagi perusahaan publik, peran analis sangat penting dalam turut menjaga irama dan kinerja perusahaan di mata publik.
Maknanya, perusahaan publik mesti banyak ber”gaul” dan menjalin relasi dengan analis.
aLe
Soal marketing emang jeng Lisa jagonya 😉