Mahal? Nggak masalah….

Minggu siang kemarin aku sempat berbelanja ke kawasan pasar Mayestik. Ini kali pertama setelah berbulan-bulan aku absen “jalan-jalan” ke pasar tradisional di kawasan Jakarta Selatan ini. Hiruk pikuknya, jajanan tradisionalnya, dan sapaan para penjualnya, yang kerap membuatku kangen untuk mampir ke situ.

Jadikan musuh sebagai teman*

Bisnis adalah perang. Secara tradisional,  begitulah bisnis pada awalnya diartikan.  Bisnis identik dengan : memperdaya pesaing, merebut bagian pasar/market share, mengadu dan membunuh merek lain, dan sebagainya. Dalam bisnis harus ada pemenang dan pecundang. Seperti itulah yang dituturkan  seorang pengarang buku bernama Gore Vidal, “Tidaklah cukup hanya sukses, orang lain harus gagal.”

The Heart of Change

Itu adalah judul sebuah buku karangan John P. Kotter dan Dan S.Cohen tahun 2002. Buku itu menjadi menarik kubaca saat ini. Pertama karena kata change atau perubahan itu sendiri yang akhir-akhir ini naik daun, dan menjadi tema dimana-mana. Ya di ranah politik, area perusahaan, dan bahkan di tataran organisasi ke- RT-an gema perubahan didengungkan.

Capres tak sekadar muda dan nge-net.

Sudah kerap “atraksi” Barack Obama dibahas di pelbagai tulisan. Berulang kali, dari pelbagai sudut pandang, toh Obama seperti magnet, yang ia lakukan selalu membuat orang takjub. Ia tak cuma menyedot perhatian masyarakat Amerika, media, tapi juga warga dunia, termasuk di Indonesia.

WoM : kecepatan viral di era tanpa batas.

Internet, kehadiran tehnologi web 2.0 telah mengubah pola komunikasi – yang berbasis pesan — kini bersifat  dua arah.  Dimana kekuasaan, keputusan dan yang mempengaruhi sebuah keputusan ada di tangan target audience. Media tradisional masih tetap penting, tapi ia tak sendirian lagi “mengusai” ranah publikasi. Media ini mesti “berkolaborasi” dengan cyberspace. Suatu fakta dipaparkan News Group […]