Waktu Tuhan. Kapan?

Kapan sih pandemi covid-19 ini berakhir?  Kira-kira itulah pertanyaan yang sering dilontarkan banyak orang di dunia, tak terkecuali saya. Ketika saya bertanya ke anak-anak saya, apa hal yang paling dia inginkan saat ini, yang kecil menjawab: ingin bisa  beraktifitas secara leluasa di luar rumah. Sang kakak  sudah rindu  ke sekolah,  bertemu teman-temannya,  juga ingin bisa kembali membantu sebagai  relawan di klinik Lentera. Kita pun tentu juga  memiliki ‘wish list’  yang ingin dilakukan saat  pandemic berakhir..

Berkreasi, menggunakan talenta dari Tuhan

Kita semua sedang menanti pandemic covid 19 ini berakhir, agar kita semua bisa kembali menjalani berbagai aktifitas  dengan leluasa. Banyak  ahli: ahli matematika, statistik, biofisika memprediksi secara keilmuan tentang kapan pandemic covid-19 ini akan melandai, dan pada akhirnya 0 penambahan kasus.  Namun,  kapan tepatnya kita bisa kembali menjalankan aktifitas kita di luar rumah? Jawabnya: Belum tahu. 

Pengkhotbah 3:11 : berbunyi demikian: “Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka. … Allah juga telah memberikan kekekalan dalam hati mereka, tetapi manusia tidak dapat mengetahui pekerjaan yang telah Allah lakukan dari awal sampai akhir.”

Kita harus sabar menanti waktu Tuhan. Selanjutnya bagaimana sikap kita dalam menantikan waktu Tuhan tersebut? Di dalam Alkitab ada banyak cerita kesabaran dan ketekunan para nabi menanti waktu Tuhan. Pertama: Nuh harus menunggu 120 tahun ketika membangun bahtera kayu sebelum perkataan Tuhan terpenuhi.  Abraham perlu menanti  hingga tua sebelum akhirnya Sarah mengandung dan melahirkan Ishak. Umat Israel harus bersabar selama  100 tahun untuk dibebaskan dari Mesir. Rut harus menunggu dengan sabar sebelum Tuhan menyediakan Boas untuk dikawinkan dengannya, Daud harus menunggu 20 tahun sampai Saul meninggal dan Tuhan memberikan tempat bagi Daud sebagai raja.

Dalam Yesaya 40: 31  disebutkan tentang burung rajawali: “Tetapi orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN mendapat kekuatan baru: mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah.”  

Burung rajawali mempunyai sayap yang lebar. Bahkan yang terlebar yang pernah diukur adalah selebar 2,5 meter. Burung rajawali juga dikenal dengan ketahanannya pada saat ia terbang. Walau di awal memerlukan energi cukup besar untuk mengepakkan sayap, tetapi  begitu dia terbang, dia hanya perlu  energi yang sangat kecil. Hasil penelitian menyatakan bahwa rajawali hanya memerlukan waktu rata-rata 2 menit untuk mengepakkan sayap dalam tiap jam waktu terbangnya. Rajawali dapat terbang lama tanpa perlu mengepakkan sayapnya.

Tidak hanya itu, rajawali dapat menempuh jarak rata-rata 75 hingga 125 mil. Jarak terjauh yang pernah ditempuh adalah 1100 mil. Itulah rahasia kekuatan burung rajawali yang naik terbang tinggi. Dia tidak akan pernah menjadi lelah karena dia tidak perlu menggunakan banyak energi untuk dapat terbang dalam waktu lama dan menempuh jarak yang jauh.

Ketika kita menghadapi  suatu masalah yang datang bertubi-tubi,  kita merasakan menurunnya kekuatan kita baik secara fisik maupun secara jiwa. Melemahnya kekuatan kita akan membuat kita semakin tidak berdaya dalam menghadapi masalah yang ada. Orang-orang yang tekun menanti-nantikan TUHAN,  mendapat kekuatan baru,  seperti rajawali  yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya,  berlari dan tidak menjadi lesu,  berjalan dan tidak menjadi lelah.  

Firman Tuhan mengajarkan kepada kita: kunci untuk mendapat kekuatan dalam menghadapi berbagai masalah:  dengan menanti-nantikan Tuhan. Menanti  Tuhan berarti: menyerahkan pengharapan kita dan mengarahkan mata hati kita kepada Tuhan, tekun  berdoa, membaca,  merenungkan Firman Tuhan,  taat kepada perintahNya dan tetap memegang teguh iman pengharapan kita kepada Kristus.

Waktu Tuhan pasti yang terbaik

Dengan menjaga persekutuan kita dengan Tuhan, kita akan berada dalam kondisi yang senantiasa menanti-nantikan Tuhan.  Masalah yang ada tidak boleh menghalangi kita untuk tetap datang beribadah kepadaNya. Kita harus tetap mengiring Yesus apapun yang sedang terjadi. Sebaliknya, ketika kita melepaskan pengharapan kita dari  Yesus,  kita akan semakin kehilangan kekuatan untuk dapat berjalan maju. Kekuatan fisik dan pikiran yang kita miliki tidaklah cukup untuk menghadapi semua beban. Kekuatan kita memiliki batas.

Saat kita datang pada Yesus dan senantiasa menantikan Dia, kita mempunyai harapan dan  mendapatkan kekuatan yang baru. Kekuatan yang Tuhan berikan akan memampukan kita untuk  bangkit berdiri menjalani apa yang ada di depan kita. Tuhan akan memberikan semangat, hikmat,  sukacita, pengharapan yang selalu baru, untuk  kita menjalani hidup.

Bagai rajawali yang tidak pernah lelah pada saat dia terbang, demikian juga halnya dengan kita yang menanti-nantikan Tuhan. Kita tidak akan pernah merasa lelah oleh karena Tuhan telah memberikan kita kekuatan yang baru. Yeremia 29:11 : Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan  apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera   dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan   yang penuh harapan.

Marilah kita tetap menanti-nantikan Tuhan, tetap menjaga persekutuan kita dengan Tuhan, selalu datang  kepada Tuhan, setiap saat, setiap waktu, jangan sampai terputus. Always connected with God. Dia akan memberi kekuatan baru bagi kita. Waktu Tuhan pasti yang terbaik, walau kadang tak mudah dimengerti. Lewati cobaan, ku tetap percaya, waktu Tuhan pasti yang terbaik.  Amin.