Resolusi 2008? Apa ya …

terompet-lisa Resolusi. Menjelang akhir tahun, kata itu menjadi sering diucap orang. Di televisi kerap ditayangkan resolusi si artis ini dan artis itu, atau resolusi si pejabat anu, dan masih banyak lagi. Bahkan, kerap juga kawan-kawan bertanya padaku, “Apa sih resolusimu di tahun 2008?”

Pertanyaan yang singkat, tapi tak mudah untuk dijawab secara singkat dan cepat. Setidaknya itu buatku. Apa ya…? Biasanya begitu reaksiku, lalu berpikir lama sebelum menjawab.

Tidak seperti target perusahaan tahun depan, yang biasanya sudah direncanakan jauh-jauh hari sebelum bulan memasuki angka ke-12, misalnya penjualan ditargetkan naik 30 persen, pencapaian pribadi tahun depan lebih banyak dibiarkan mengalir seperti air. Karena itu, sejujurnya aku kagum pada orang-orang yang mampu dengan lantang dan cepat menjelaskan apa saja resolusinya tahun depan.

Buatku, dan mungkin juga sebagian kawan, membuat resolusi tahun depan, sama halnya refleksi — melihat ke belakang, apa saja yang “gagal” dilakukan, dan mesti diselesaikan tahun mendatang. Gampang? Nggak juga. Karena sisa “target” 2007, plus keinginan-keinginan baru biasanya akan menjelma menjadi resolusi 2008. Begitu seterusnya.

Tahun 2007 ternyata melaju begitu cepat tanpa terasa. Dan menjelang tutup buku ini, ternyata resolusiku banyak yang bolong. Misalnya, menulis rutin di media, setidaknya sebulan sekali, hehehe … masih belum tercapai. Ide banyak, tapi kesempatan untuk menuangkannya yang kurang. Nulis untuk blog, seminggu sekali, malah macet di saat libur. Nyatanya, saat sibuk, justru adrenalin untuk menulis tinggi. Saat libur, keinginan menulis pun ikut libur.

Resolusi lain, ke gym rutin setidaknya seminggu 2-3 kali. Walah, ini juga bablas. Bisa melangkahkan kaki ke tempat fitness sekali seminggu saja sudah thanks God. Rencana mau rutin ikut latihan paduan suara di gereja pun tinggal janji belaka. Ternyata hari Jumat malam yang dijadwalkan menjadi hari latihan, justru kerap jadi malam tersibukku di antara malam-malam yang lain.

Lalu resolusi di bidang pekerjaan, biasanya ini prioritas nomor 1, di mana tingkat tercapainya selalu jauh lebih tinggi ketimbang resolusi non pekerjaan. Dan begitu pula yang kualami. Karena kalau bekerja kan selalu diukur perfomance resultn-ya berdasarkan perfomance plan yang dibuat di awal tahun.

Jadi, resolusiku 2008 adalah bagaimana menyeimbangkan agar pencapaian resolusi pekerjaan dan non pekerjaan bisa berimbang. Dan isinya, tak muluk-muluk, masih seperti 2007, hanya dengan tekad dan spirit menjalani yang lebih tertib dan baik. Jika urusan pekerjaaan bisa tercapai 90 persen, setidaknya yang non pekerjaan bisa 70 persen, tidak seperti sekarang yang mentok di 50 persen bahkan kurang.

Kalau kita lihat, saat ini di pelbagai tayangan di TV, sejumlah paranormal meramalkan bahwa 2008 mendatang masih merupakan tahun bencana, lalu persaingan juga makin ketat: senggol menyenggol, saling sikut, kawan makan kawan — seperti perilaku angkot dan metromini di Ibu Kota — akan menjadi pemandangan umum. Artinya, resolusiku 2008 perlu dilengkapi dengan WISDOM dalam mengelola dan menjalani semua pekerjaan berikut rintangannya yang akan muncul.

Di pelbagai media, sekarang ini juga banyak ditulis mengenai tips bagaimana membuat resolusi dan menjalankannya. Semua terkesan indah dan mudah. Nah, barangkali Anda juga punya cara untuk tidak sekadar membuat resolusi tapi juga merealisasikannya. Kasih tahu dong …

SELAMAT MEMASUKI 2008, SEMOGA KEBAIKAN DARI TUHAN SELALU MENYERTAI LANGKAH KITA DI TAHUN YANG BARU. AMIEN.

1 Response

  1. 31 December 2007 at 8:42 pm

    wah ini keren nih postingan nya….hmmm resolusi 2008 ???

    kalau aku sih ngga muluk2 target nya tahun 2008…. mau tahu ????

    yup, mau nonton F1 Singapore (1st priority) sama ke old Trafford nonton MU (second priority)…ini yg di luar kerjaan…

    kalau yg kerjaan ? yah bis capai target apa yg di kasih sama company deh 🙂

    pastinya juga 2008 aku mau rajin ngeBlog aja…:) dan blajar sama jagonya ngblog 🙂

    Happy Newyear juga yah, makin sehat dan sukses…salam buat keluarga

* All fields are required