Datang ke ibukota, mengadu nasib, tak selalu berbuah nikmat, seperti yang dibayangkan. Banyak dari mereka yang harus menelan pil pahit: harus berjuang keras untuk sekadar bisa bertahan hidup. Salah satu ‘potret’ ini tergambar di sebuah pemukiman pemulung di kawasan Pamulang, sebuah wilayah baru di perbatasan Jakarta dan Bogor.
Di situ ada sebuah perkampungan yang dihuni lebih dari 100 kepala keluarga. Mereka umumnya bekerja serabutan. Ada yang jadi pemulung, buruh harian, pengumpul sampah atau pekerja rumah tangga di komplek perumahan. Penghasilan mereka yang rata-rata Rp 20-30 ribu per-hari, umumnya hanya cukup untuk makan seadanya, itupun tak selalu 3 kali sehari.
Hidup tentu tak sekedar makan. Dengan kondisi mereka yang hidup dalam keterbatasan, tak jarang sakit pun mendera. Dan sakit menjadi masalah tersendiri bagi mereka. Dengan penghasilan yang hanya cukup untuk makan, pergi ke klinik atau bahkan Puskesmas adalah sebuah keniscayaan. ”Berobat kan butuh ongkos, termasuk ongkos untuk ke sananya,” ungkap mereka. Sehingga tak jarang mereka memilih mengobati dirinya sendiri dengan membeli obat di warung dekat lapak.
Untungnya masih ada sejumlah organisasi sosial yang sesekali hadir dan melakukan pengobatan gratis, memberikan vitamin bagi mereka. Balai Pengobatan Lentera, salah satunya. BP Lentera adalah sebuah Lembaga Pelayanan Masyarakat yang salah satu lini pelayanannya berupa Balai Pengobatan bagi kalangan tidak mampu.
Selain mengadakan pengobatan gratis di lokasi-lokasi tertentu, BP lentera juga memberikan ’kupon’ untuk berobat di ’klinik’ Lentera yang berlokasi di Pamulang. Ya, ’kupon’ gratis – semacam tunjangan layanan kesehatan dasar untuk jangka waktu tertentu — yang merupakan sumbangan para donatur BP Lentera. Dan ini cukup membantu bagi mereka yang memerlukan.
Di Indonesia tentu masih banyak masyarakat yang kesulitan untuk mendapatkan layanan kesehatan. Tapi sebaliknya banyak juga masyarakat yang memiliki kemampuan dan ingin membantu yang kekurangan. Namun, belum menemukan cara atau komunitas yang bisa mewadahi niat tersebut. Melalui sharing di pelbagai jejaring sosial bisa mempertemukan niatan yang sama oleh beberapa orang. Dan ini akan memunculkan inisiatif-inisiatif sosial yang bermanfaat bagi masyarakat.