Spontan dan tak direncanakan. Begitulah kehadiran klas social media di dalam #akademiberbagi yang dikelola oleh mbakyu @pasarsapi. Bermula dari saling sambar percakapan di twitter, yang melahirkan klas ini, melengkapi klas-klas lain yang sudah ada: jurnalistik online dan creative writing.
#Akademi berbagi adalah ’sekolah’ unik, yang hadir dan dikelola melalui twitter. Jadual dan pendaftaran dilakukan via twitter. Saat klas berlangsung, bagi yang tidak sempat masuk klas secara langsung, bisa mengikuti melalui live twit. Klas ini juga tidak berbayar. Namun, kepala sekolah mensyaratkan bahwa yang sudah daftar wajib hadir. Jika batal, yang bersangkutan mesti memberi kabar, agar ’kursi”nya bisa di isi oleh yang lain. Sangat efektif.
Klas-klas ini rata-rata diikuti 30 orang peserta. Khusus kelas social media, memang di luar jumlah yang ditetapkan. Kepsek membuka pendaftaran hingga 40 orang. Faktanya peserta bisa sampai 50 orang. Mereka rela duduk lesehan di sebuah ruangan di jl Langsat 1/16, yang tanpa AC.
Jadi inilah ngabuburit 2.0. Klas social media berlangsung setiap Kamis, mulai jam 16 dan berakhir saat bedug tanda buka puasa berkumandang. Esensi berbagi memang benar-benar terjadi. Baik dari pengajar yang berbagi ilmu yang dimilikinya, peserta berbagi pengalaman atau kasus yang dihadapinya. Ada pula berbagi melalui live twit untuk ’peserta’ yang tidak hadir di kelas.
Ngabuburit klas socmed ini berlangsung 3 sesi. Yang pertama @enda berbagi cerita hasil kunjungannya ke AS, tentang social media di negara yang dipimpin Barack Obama ini. Klas kedua, @venturaE berbagi tentang social media untuk korporasi dan brand. Yang terakhir @ndorokakung berbagi tentang bagaimana eksis di social media.
Niat kami memang ingin berbagi, kebetulan ini memang bulan baik untuk berbagi. Ilmu, tak akan pernah berkurang atau habis hanya karena dibagi. Ilmu kita malah akan bertambah saat berbagi. Karena melalui berbagi ilmu, kami juga mendapat ’ilmu’ baru, dari tanya, cerita yang dibagikan peserta.
Nah, klas seri ngububurit memang telah selesai. Namun masih menyisakan sejumlah permintaan agar klas ini diadakan lagi di masa mendatang. Bahkan tak cuma di Jakarta, tapi juga di kota-kota lain. Akankah klas terus berlanjut, dan bagaimana formatnya, memang belum terpikirkan. Jadi, silakan jika ada masukan, atau ide.