Media Baru Beriklan

Jumlah pengguna telepon mobile di dunia ada sekitar 3,3 miliar, sementara pengguna internet 1,1 miliar. Di Indonesia, sampai akhir 2007 lalu tercatat ada 100 juta pelanggan selular (termasuk FWA). Sementara, menurut data APJII, pengguna internet di Indonesia pada 2007 mencapai 25 juta, naik 39 persen dari 2006 yang 18 juta.

Di Indonesia, jumlah pelanggan selular yang 100 juta, atau naik sekitar 20 persen dari akhir 2006 yang mencapai 70 juta, adalah potensi yang sangat besar bagi pemasar. Apalagi dengan gaya hidup mobile di metropolitan, mengakibatkan ponsel nyaris tak pernah lepas dari tangan pemiliknya.

Istilah lebih baik ketinggalan dompet ketimbang ketinggalan ponsel memang tak berlebihan. Saat ini, masyarakat jauh lebih sering membuka ponsel ketimbang dompet, ya untuk telepon, atau sekadar berkirim SMS, membaca pesan. Bahkan, dengan kemajuan teknologi seperti 3G dan 3,5G memungkinkan kita mengakses Internet melalui ponsel, seperti email, video call, chatting, browsing, bahkan blogging. Belum lagi menjamurnya kegiatan blogging di tanah, yang diyakini sebagai cikal bakal citizen journalism, juga meningkatkan akses via mobile.

Intensitas hubungan antara ponsel dengan pemiliknya juga akan mempengaruhi pola komunikasi dengan komunitas seperti ini. Ya, mobile marketing dan mobile advertising pun mulai didengung-dengungkan oleh sejumlah pihak. Yakni menjual dan beriklan langsung melalui mobile phone.

Selain angka penggunanya yang fantastik, ada sejumlah alasan lain kenapa mobile marketing akan menjadi wahana pemasaran masa depan, antara lain lebih personal, always on, one on one marketing, memungkinkan untuk di-tracking, ada internet engine.

Bagi pemasang iklan, promosi di mobile phone memberikan sejumlah daya tarik, antara lain bisa personalized dan unik, bisa memilih lokasi-lokasi tertentu. Kedai Starbuck di Plaza Senayan, misalnya, seandainya ingin memberikan promo khusus bagi pengunjung di wilayah itu, maka promo bisa dikirim hanya kepada pengunjung yang melintasi wilayah tersebut. Selain itu bisa juga interaktif.

Di negara-negara maju, memang mobile marketing dan advertising sudah lebih dulu tumbuh. Tahun lalu, menurut data Informa telecoms & Media, belanja iklan mobile di dunia adalah USD 871 juta, sementara yang dibelanjakan di iklan via internet adalah US$24 miliar. Dan total belanja iklan (televisi, radio, print, dan billboard) adalah USD 450 miliar. Dan ini seiring dengan teknologi mobile web.

Dalam tataran awal, sebenarnya mobile advertising juga sudah mulai tumbuh di Indonesia. Saat ini, mobile advertising masih didominiasi berupa pesan tertulis/sms. Semisal, promo atau program yang dikirimkan perusahaan kepada nasabahnya. Yang sudah jamak adalah industri perbankan, otomotif, F and B. Misalnya, bank Niaga memberikan sms promo kepada nasabahnya. Atau Body Shop menginformasikan produk-produk barunya melalui SMS.

Yang jelas, ke depannya, seperti diramalkan oleh Informa, bentuk-bentuk iklan mobile akan dikembangkan dalam format video clips, web, music dan game. Pada 2011, belanja iklan mobile ini diperkirakan akan mencapai USD 20 miliar. Optimisme ini dipicu dengan keyakinan para pemasang iklan bahwa iklan tradisional dirasa kurang mampu menjangkau audience yang tepat.

Yang perlu diingat adalah tidak semua masyarakat industri telekomunikasi (operator, pelanggan, regulator) dan pengiklan siap dengan medium baru ini. Kalaupun ada, saat ini memang masih dilakukan secara serampangan. Sehingga acapkali penerima pesan menganggap sebagai junk sms atau sms sampah.

Bagaimana menurut Anda?

7 Responses

  1. 18 February 2008 at 2:21 pm

    di Indonesia masih di dominasi oleh iklan serampangan tak diundang, yang anehnya kok tidak ada tindakan dari operator (atau operator dapat bagian?), bayangkan buat seorang pengendara motor seperti saya, lagi ditengah jalan, beep beep, bunyi sms masuk, kirain penting menepi, eh bunyinya CHAT N DATE lha, ada pula GRATIS PULSA 50.000 ketik REG BLA BLA BLA, kan bikin jengkel, dr pola pengirimannya terliat massal dan menggunakan SHORT CODE, kalo iklan dari 818 resmi saya bisa maklum, tapi ini jelas SPAMMING kan?

  2. Ismail
    Reply
    20 February 2008 at 5:17 pm

    hehehehehehehehehe……….

  3. 23 February 2008 at 2:39 pm

    Model semacam itu sudah dicoba di eropa….jadi dapat promo, kemudian kita dapat benefit (entah dalam bentuk pulsa gratis atau lainnya).

    Model semacam diatas mungkin cocok bagi mereka yang budget-nya terbatas. Namun saya pribadi tak begitu tertarik. Bayangkan, tiap beberapa jam, tiba-tiba nyelonong gambar interaktif di layar hp kita, memboardir kita dengan bujuk rayu iklan. Dibayar berapapun, saya tidak akan bersedia.

    Bagi saya — dan orang-orang yang mungkin sama — hp itu ya cukup buat fungsi utamanya : komunikasi. Buat nelpon dan kirim sms. Tak lebih.

  4. alline
    Reply
    3 April 2008 at 7:52 pm

    Saya tertarik dengan topik mobile marketing. Saya berencana untuk mengambil topik Mobile Marketing untk topik thesis saya. Tp, saya msh binung, kira2 topik apa yang datany tidak terlalu sulit untuk diperoleh. Saya berencana untuk research public (data dari survey masyarakat). Kira2, bisa bantu memberi pencerahan? trima kasih

  5. 6 April 2008 at 8:10 pm

    Sebenarnya ada banyak angle yang bisa dikembangkan untuk kepentingan thesis Anda. Namun, karena mobile markeitng di Indonesia masih prematur, yang berupa sms-pun masih kerap dianggap sms sampah oleh sebagian pelanggan telekomunikasi, maka saran saya topik thesis yang hasilnya juga bermanfaat bagi stakeholders di sini (industri/operator, pengguna, regulasi, agency, dan industri yang nantinya memanfaatkan layanan mobile marketing ini).
    Misalnya:
    1. Melihat kesiapan operator dalam memasuki era mobile marketing.
    2. kesiapan masyarakat pengguna jasa telekomunikasi (untuk kepentingan ini Anda bisa melakukan survey kepada masyarakat).
    3. Bagaimana minat dan kebutuhan kalangan usaha/industri yang akan memanfaatkan layanan via mobile marketing ini.
    4. juga bagaimana kesiapan regulasinya.
    Kira-kira ini masukan dari saya. Jika ada hal yang ingin ditanyakan lagi, silakan email ke akoe@vlisa.com

  6. aeska
    Reply
    28 April 2008 at 2:26 pm

    sebenarnya isu mobile marketing sangat bagus juga, namun seperti kata temen2….mobile (HP) itu sudah privasi seseorang. Saya pribadi, sangat terganggu dengan sms2 promo dari XL (818) dan kalau saya tidak salah, hal-hal seperti itu sudah di larang di malaysia (haram hukumnya) mengikuti kuis, promo, etc yang disebarkan melalui sms (“sms premium cost” mungkin istilah yang tepat ya…) sebab ada unsur pengharapan disitu.

  7. 24 May 2009 at 9:05 pm

    bagaimana kalo meng-artikannya tidak lebih ke sms spam…bagaimana kalo di implementasikan ke sebuah media ‘bluetooth’ yang menganut azas2x permission marketing..tertarik????

* All fields are required