Ayam goreng? Never fail…

Diantara beragam jenis masakan Indonesia, ayam goreng adalah favorit keluarga kami. Sehingga, kami selalu menyiapkan  ayam matang yang sudah diungkep (dibumbui) di dalam kulkas. Praktis dan gampang. Tinggal digoreng saat dibutuhkan, dan malas masak.

Begitu juga jika kami sedang bepergian ke berbagai daerah bersama keluarga, makanan ‘kompromi’ yang kami cari pasti ayam goreng, ketimbang masakan daerah lainnya.  Alasan sederhana, anak-anak sudah familier.

Ada beberapa ayam goreng yang menjadi favorit keluarga kami. Pertama ayam goreng mbok Sabar di  Jogja. Anak bungsu laki-laki saya menyebutnya: ayam goreng naik becak. Begitulah, sepuluh tahun lalu saat kami menginap di hotel Melia Purosani, Jogjakarta, saya mengajaknya naik becak ke ayam mbok Sabar, yang lokasinya tak jauh dari hotel. Dan dia menyukainya, sehingga memorinya lebih mengenal sebagai ayam naik becak. 🙂

ayam goreng mbok Sabar, sambelnya juara
ayam goreng mbok Sabar, sambelnya juara

Buat saya, yang lahir di Jogja, ayam mbok Sabar yang dimasak bacem memang pas di lidah saya. Apalagi sambelnya. Teman-teman  yang saya ajak mampir ke situ, komentarnya selalu soal sambel. Dan pasti minta nambah sambel.

Ayam selanjutnya adalah ayam goreng Pemuda. Dulu, waktu saya masih kecil dan tinggal di Surabaya, resto ayam goreng ini ada tak jauh dari rumah kami. Di momen-momen khusus, ibu kerap mengajak kami andok (makan di resto) di situ. Memori itu terus terbawa, hingga saya dewasa, berumah tangga, punya anak dan tinggal di Jakarta. Bahkan, ketika kami sedang traveling, ayam goreng  Pemuda adalah salah satu rujukan kami. Ya daripada coba-coba mampir ke resto lain, yang belum ketahuan rasanya, mending mampir ke ayam goreng Pemuda. Begitulah.

Kenal rasanya sejak masa SMA di Surabaya
Kenal rasanya sejak masa SMA di Surabaya

Yang terakhir, ‘perburuan’ saya sampai pada ayam goreng mbah Cemplung. Nama ini kerap saya lihat di berbagai status sosial media kawan-kawan saya. Akhir minggu lalu, saat saya reuni di Jogja, sebelum pulang saya menyempatkan diri hunting ayam goreng ini di kawasan Kasihan Bantul, 20 menit dari Jogjakarta.  Rasanya enak, bumbunya meresap, dan lagi-lagi, sambalnya juara. Mereka memberikan 2 pilihan sambal, nah salah satunya menyerupai sambal matah. Dan itu rupanya yang jadi favorit pengunjung.

Rasanya meresap, dan sambelnya juga juara
Rasanya meresap, dan sambelnya juga juara
Lokasinya di desa Kasihan, Bantul
Lokasinya di desa Kasihan, Bantul

Ayam goreng ayam goreng yang saya sebutkan di atas, terutama yang mbok Sabar dan mbah Cemplung, tak pernah mengecewakan untuk di santap di tempat maupun di bawa untuk oleh-oleh. Jadi, jangan pasang status sosial media sedang di situ, jika Anda tidak mau menerima permintaan,” titip satu dong.” 🙂

1 Response

  1. 21 October 2016 at 6:02 am

    artikelnya bikin sy lapar…hehe

* All fields are required