Menangani media, gampang-gampang susah.

Beberapa hari lalu, terjadi sebuah diskusi ala warung kopi di dunia maya. Chit chat bermula ketika seorang kawan bercerita ihwal  acara konferensi pers sebuah produk TIK baru. Kawan tadi, yang kebetulan wartawan TIK, mengkritisi narasumber perusahaan pengundang. “Spokesperson-nya nggak kompeten, banyak penjelasannya yang bolong dan nggak didukung data atau rasional yang jelas,” ujarnya.

Situasi sebuah informal press briefing
Situasi sebuah informal press briefing

Dealing dengan media dalam berbagai situasi, serta menjadi spokesperson,  atau narasumber/narsum, memang gampang-gampang susah. Dalam pengalamanku, setidaknya ada 3 situasi yang mesti diantisipasi seorang juru bicara perusahaan. Pertama,  jumpa pers (ada yang formal dan informal), ketika perusahaan memerlukan publisitas. Kedua, one on one interview, saat wartawan/media memerlukan informasi dari perusahaan. Ketiga, unexpected situation atau ketika krisis terjadi, semisal produk bermasalah, atau jaringan telekomunikasi jatuh.

Mengadakan konferensi pers, yang tujuannya untuk mendapatkan publisitas positif, jika tidak dikelola dengan baik, malah akan menciptakan situasi krisis. Karenanya, ada 2 pertanyaan mendasar yang harus  ditanyakan secara internal sebelum memutuskan mengundang wartawan. Yaitu:  adakah perusahaan memiliki sesuatu yang punya nilai berita untuk disampaikan, dan apakah kondisinya tepat bagi perusahaan untuk menyampaikan pesan tersebut saat ini?

Dalam pengalamanku, ada 5 tips untuk mempersiapkan sebuah konferensi pers.
1. Tulis key message yang kita harapkan, dan jadikan itu judul rilis. Karena itu akan membantu kita mempersiapkan outline rilis yang akan dibuat.
2. Gunakan sebanyak mungkin data untuk mendukung apa yang akan disampaikan. Karena wartawan menyukainya.
3. Siapkan visual. Karena gambar, foto akan membantu ilustrasi terhadap penjelasan atau situasi yang disampaikan.
4. Cari tahu isu-isu yang lagi hangat. Ini untuk mengantisipasi pelbagai pertanyaan yang mungkin saja akan ditanyakan dalam konferensi pers tersebut.
5. Lakukan Rehearsal. Ini  untuk memastikan bahwa juru bicara atau narsum yang ditunjuk benar-benar siap. Terutama ini untuk mengantisipasi  konferensi pers dalam sebuah acara penting seperti RUPS perusahaan, dimana yang akan disampaikan berupa kinerja dan angka-angka.

Yang pasti, adalah sah saja bagi narsum untuk tidak menjawab (dengan sopan tentunya) jika menghadapi pertanyaan yang sulit atau tidak relevan dengan topik yang ada. Dan last but not least, adalah jangan pernah mengatakan,”No Comment”. Ada banyak cara untuk mengatakan “nothing”.  Antara lain, dengan  tetap fokus dan mengulang key message yang ada.  (bersambung).

3 Responses

  1. auda
    Reply
    23 June 2009 at 2:56 pm

    thx mba ve.. dtgu lanjutan nya..

  2. 22 July 2015 at 1:17 pm

    Think about advertising in a regional field paper for restaurants or for the auto sector.

    My blog post :: trade insurance cost

  3. 22 July 2015 at 1:18 pm

    TRADEWISE and also TWI are signed up motor trade insurance third party marks of Tradewise Insurance policy Business Limited.

Leave A Reply

* All fields are required