Otak Anak Usia Dini

Anak KreatifThe future’s challenge is enormous — Ratna Megawangi.

Benar, masa depan penuh tantangan. Untuk menghadapinya, sejak usia dini anak-anak harus dibekali pendidikan yang sesuai. Begitulah pelajaran yang kuperoleh setelah mengikuti kegiatan yang digelar lembaga Semai Benih Bangsa (SBB).

SBB merupakan pengajaran (bukan sekolah) untuk anak usia dini yang berbasis karakter yang dikembangkan DR. Ir. Ratna Megawangi, Msc. melalui Indonesia Heritage Foundation.

Saat ini sudah ada ratusan SBB di tanah air yang dikembangkan IHF bersama banyak pihak, termasuk XL. SBB ini awalnya diperuntukkan bagi kalangan kurang mampu yang selama ini mungkin merasa kesulitan masuk TK. Belakangan, tampaknya kalangan mampu pun mulai terpikat membawa anaknya ke SBB.

Kamis pekan lalu, aku mengikuti Ibu Ratna pendiri Indonesia Heritage Foundation, Ibu Ninik Basuki dari Postel ke SBB yang jadi binaan XL dan Dharma Wanita Depkominfo, di kawasan Jampang Tengah, Sukabumi.

Dari acara itu muncul pertanyaan dasar, mengapa pendidikan di usia dini sangat penting? Hasil riset otak mutakhir, perkembangan otak 95 persen terjadi pada usia dini, yaitu di bawah umur 7 tahun. Dan masa 3 tahun pertama adalah saat membangun pondasi struktur otak yang akan berdampak permanen.

Menurut ibu Ratna, jaringan komunikasi antar sel terbentuk karena adanya rangsangan (stimulasi) dari luar. Semakin kaya pengalaman dan rangsangan, semakin kompleks jaringan sel otak. ”Ketika anak tertarik pada sesuatu dan mempelajarinya, semakin kompleks jaringan sel otak,” jelas isteri Menteri Negara  BUMN ini.

Pada abad 21 ini diperlukan individu-individu yang memiliki karakter:
1. Kreatif dan mampu memecahkan masalah.
2. Pembelajar sejati (bertanya, kritis, berpikir holistik).
3. Mampu berkomunikasi secara efektif
4. Berani mengambil risiko
5. Pekerja keras.
6. Mempunyai integritas (jujur, dapat diandalkan, mandiri, disiplin dan bertanggung jawab).
7. Peduli, toleran dan fleksibel.

Kenapa? ”The future’s challenge is enormous,” kata Ibu Ratna.

Ekspresi Anak Kreatif

Oleh karena itu, pola pengasuhan yang penuh kasing sayang sangat diperlukan. Dan, menciptakan lingkumgan yang bebas dari ketakutan dan beban.

SBB mengadopsi metode pengajaran yang berbeda dengan pendidikan pra sekolah yang kita kenal selama ini. Dengan demikian diharapkan anak akan tumbuh dalam suasana yang kreatif, lepas dan tanpa beban. Bahkan, di level SD Karakter, murid-murid tidak mengetahui nilainya. Nilai hanya diketahui oleh guru dan orang tua murid.

Beberapa hal yang dianggap menjadi penghambat pertumbuhan pertumbuhan otak dan kreativitas:

1. Tidak banyak bergerak.
– suasana monoton.
– tak banyak bicara hanya mendengar.
– duduk diam manis
Yang mengakibatkan suplai oksigen ke otak rendah.

2. Rasa takut dan tertekan.
– ketakutan yang berkepanjangan akan merusak sel-sel otak ( bagian yang membentuk memori/daya ingat).
– proses belajar yang tidak efektif dalam keadaan stres.

3. Materi membosankan.
– otak tidak tertarik mempelajarinya.

4. Kurikulum dan metoda pedagogi yang tidak sesuai dengan teori-teori perkembangan anak.

Karena, menurut Howard G, kecerdasan adalah multidimensi, di mana setiap manusia mempunyai kecerdasan spesifik dan kombinasi beberapa aspek kecerdasan.

Ada kecerdasan interpersonal seperti yang dimiliki oleh para politisi, kecerdasan intrapersonal, kecerdasan logical yang dimiliki engineers, kecerdasan linguistic para jurnalis dan guru, dan lainnya.

Definisi kecerdasan: kemampuan untuk menyelesaikan berbagai masalah dalam kehidupan dan dapat menghasilkan produk dan jasa yang berguna dalam berbagai aspek kehidupan.

Nah, sudahkah kita memberikan yang terbaik bagi pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan anak?

2 Responses

  1. said
    Reply
    4 February 2009 at 4:32 pm

    kami juga bisa HANDLE OUTBOND.

  2. 12 September 2009 at 10:11 am

    sy sudah mencoba tuk menerapkan pembelajaran yang atraktif.tapi yang ada malah rusuh jadinya.gmn ya caranya menciptakan pembelajaran yang atraktif tapi tidak rusuh?

* All fields are required