Eksekutif Nge-Blog? Why Not?

“Kenapa nggak dituangin dalam tulisan atau bikin di blog aja sih, ide-ide atau gagasan itu?”

Demikian biasanya saran dari kawan-kawan setelah saya ngobrol dengan mereka tentang berbagai hal. Kepala saya memang biasanya sering dihinggapi banyak ide, gagasan, pemikiran apapun. Dan saat ngobrol dengan kawan mengenai topik-topik yang sedang hangat dan relevan dengan kompetensi atau minat saya, biasanya lalu muncullah sejumlah gagasan dari yang sederhana sampai yang aneh dan unik sekalipun. Buat saya, ya melatih otak untuk selalu berpikir, dan berpikir lebih kreatif.

Tapi, menulis dan bikin blog? Yang terbayang kemudian adalah kerepotan yang luar biasa.

Kapan nulisnya, dan bagaimana mengurus blog, termasuk menjawab pertanyaan yang masuk yang katanya harus direspon dalam waktu 1 x 24 jam?

Itulah hal-hal memenuhi benak saya. Dan, ketika membayangkan seabrek kerepotan tersebut, saya jadi gamang untuk memulainya.

Ada banyak juga eksekutif yang sudah rajin ngeblog, di antaranya mantan Menteri Luar Negeri yang kini jadi Menteri Pertahanan Juwono Sudarsono yang sudah rajin ngeblog. Ada pula Irfan Setiaputra, Managing Director Cisco Indonesia, mantan Menteri-Sekretaris Negara Yusril Ihza Mahendra. Dan, yang paling hangat adalah Betti Alisjahbana, yang memanfaatkan blognya untuk menggalang suara dalam pencalonannya sebagai ketua Ikatan Alumni ITB.

Bikin blog – dengan fokus yang jelas – pada awalnya memang menimbulkan aneka kerepotan. Namun, ternyata aspek teknis penyiapan blog (desain, theme, upload, dan sebagainya) itu bisa disiasati. Kalau tidak ingin repot, kita bisa meminta bantuan orang yang ahli urusan teknis. Serahkan saja pada ahlinya.

Untuk urusan non teknis, seperti topik yang akan ditulis, penyiapan tulisan, bisa dilakukan secara mencicil. “Dan, nggak perlu bikin setiap hari, cukup seminggu sekali,” begitu saran kawan saya yang sudah lebih jago ngeblog.

Betul juga. Seperti halnya menulis untuk media tradisional, yang penting kita mesti pandai-pandai memilih isu. Jika topiknya memang sedang hot, sebuah tulisan tentu bisa bertahan agak lama. Tulisan tak harus panjang, yang penting bisa membuat orang tergerak untuk menanggapi.

Seperti saya sekarang ini yang akhirnya memutuskan menjadi ”weekly blogger”. Yang artinya, memasukkan pemikiran, tulisan baru, janjinya, seminggu sekali. Target, setiap awal minggu (Senin) harus ada satu tulisan baru.

Untuk memenuhi janji itu, saya mencoba disiplin dalam mencari topik dan menuliskannya.

Ide, gagasan tulisan, biasa saya kumpulkan selama weekdays. Dengan kesibukan yang ada di kantor, berangkat dari rumah pukul 06.00 dan kembali paling cepat pukul 20.00, rasanya mencari waktu untuk menulis, adalah sebuah kemewahan. Namun, bukan berarti gagasan dan ide juga jadi langka.

Ketika berinteraksi dengan mitra kerja saat menjalankan pekerjaan, saat diskusi dengan relasi, saat membaca koran atau majalah, kala mendengar radio atau nonton TV, waktu browsing internet, atau bahkan ketika bengong mencermati kemacetan jalan di Jakarta pun, ide, dan gagasan bisa saja bermunculan.

Biasanya, ide-ide yang muncul kapan saja, di mana saja, saya catat di dalam BlackBerry saya. Katakanlah dimasukkan ke ”kantong ide.”

Saya yakin, saat ini PDA, smart phone, sudah menjadi perangkat wajib yang ada dalam genggaman kita semua. Perangkat ini sangat bermanfaat sebagai penampungan sementara ide-ide kita. Kalau kalau tidak dicatat, bisa jadi kita lupa, saat sudah mau menulis.

Begitu weekend tiba, barulah saya mulai memilih mana di antara topik-topik yang sudah terkumpul di kantong ide tersebut yang akan saya tuliskan. Apapun yang saya pilih tentunya berdasarkan pertimbangan: ketersediaan info atau data pendukung, dan magnitude-nya. Artinya, kalau topik ini dimunculkan, menarikkah bagi pembaca?

Kemudian, saya mesti pintar-pintar mengalokasikan waktu weekend yang cuma dua hari untuk menyelesaikan satu tulisan. Maklum, hari libur Sabtu-Minggu acapkali justu menjadi hari yang lebih sibuk ketimbang Senin – Jumat.

Saya harus membagi waktu cukup ketat: untuk keluarga, kegiatan ekskul anak-anak, dan lainnya. Tak jarang, saya menulis sembari menemani si kecil les piano, atau nungguin dua anak saya berenang. Bahkan, saya juga sering menulis sambil creambath di salon, seperti ketika membuat tulisan ini.

Anda tentu juga punya kiat yang menarik dalam mengelola waktu agar bisa tetap nge-blog kan? Bagaimana kiat Anda?

6 Responses

  1. bewoxs
    Reply
    11 November 2007 at 11:25 am

    blog udah punya, yg masih menjadi problem adalah kumpulin ide dan menuangkan nya di Weekend itu…pas weekend dah full ama anak dan istri (istri asli loh), pas daily mikirin kerjaan dan mikirn yg lain….hmmm.

  2. 11 November 2007 at 12:35 pm

    hmmm … memulai memang sulit …
    nulis juga nggak gampang …
    mending moto aja trus upload deh …

    saluttt !!!

  3. 12 November 2007 at 1:14 am

    Selamat memiliki blog, semoga ide-ide bisa lebih bebas dituangkan di sini. Jangan khawatir soal waktu, kalau lagi mood nulis biasanya setengah atau satu jam juga udah jadi tulisan. Sekali lagi selamat.

  4. 13 November 2007 at 1:53 pm

    Saya juga coba begitu – kumpulin ide on weekdays, dilanjutkan nulisnya pas weekend. Tapi lately malah terkadang kebanyakan draft yang nggak selesai-selesai (tapi sudah mulai dengan ide lain lagi…) 🙂
    Mungkin disiplin itu kuncinya…

  5. 28 November 2007 at 5:50 am

    saya malah lebih sering mengisi dan mengomentari blog ketika dalam perjalanan, baik berangkat maupun pulang kantor. Makanya dalam seminggu saya bisa nulis 2-3 postingan di blog saya. Fasilitas wireless untuk koneksi Internet kan sekarang berlimpah. Tinggal colokin ke laptop, bisa langsung konek ke Internet

  6. 22 July 2015 at 1:18 pm

    The Drug test kits – local.6qube.com, packages and
    also testing services are either FDA approved, FDA removed,
    CLIA Waived Medication Tests, or done by a CLIA certified laboratory.

Leave A Reply

* All fields are required